Aku tak tau sejak kapan rasa ini
muncul. Rasa sayang yang melebihi sebelumnya. Rasa ingin memilikimu sebagai
kekasih ku bukan hanya sebagai teman saja. Tapi sepertinya aku sadar kau hanya
menganggapku sebagai teman yang kini telah berubah menjadi sahabat. Ada rasa
yang tidak seharusnya muncul tiapku bertemu dengan mu dan berkumpul dengan
teman-teman. Ada rasa canggung yang kurasa namun aku yakin kau tidak
merasakannya karena aku bisa menyembunyikannya dengan baik darimu.
Hari itu kau memboncengkanku menggunakan
motor maticmu, diperjalanan menuju
kampus kau bertanya padaku. Apakah aku setuju jika ada atau mucul rasa cinta di
dalam persahabatan ini? Hari itu aku belum merasakannya dan aku belum memiliki
rasa ini. Dengan tegas aku mengatakan ketidak setujuanku jika dalam
persahabatan kita muncul cinta. Entah apakah karena itu dia tidak bisa
mewujudkan rasa cintaku ini?
Hari-hari kami lalui seperti
biasa; bertemu, berkumpul, dan bercengkrama bersama teman satu geng kami. Aku
tak tau apakah dia hanya dekat denganku atau dia merasakan hal yang sama
denganku. Dia selalu bercerita dan mengutarakan kesedihannya padaku, terlebih
saat Hpnya rusak aku pun meminjamkannya Hpku. Namun entah kenapa saat aku
mendengar dari temanku bahwa dia telah memiliki kekasih yang tidak lain adalah
teman satu kelasku aku sedih aku bingung bahkan aku kaget karena dia tak pernah
bercerita padaku jika dia sedang mendekati seorang wanita yang dia cinta.
Hatiku hancur saat itu ingin rasanya aku marah dengan keadaan, namun aku memutuskan
untuk mengurangi berhubungan dengannya melalui media online. Karna aku sadar
dia sudah milik wanita itu, wanita yang sangat cantik dan baik. Aku yakin dia
tidak salah memilih dan entah ini munafik atau apa tapi aku benar-benar merasakannya,
aku merasa sangat bahagia saat melihat dia bahagia dengan pilihannya. Sejak
saat itu aku mulai membuka diri kembali darinya dan aku mulai dekat denganya
hanya sebatas sahabat namun perasaan ini masih ada, hanya saja aku terapkan
dalam hidupku bahwa aku bahagia jika melihatnya bahagia, ini bukan munafik tapi
inilah fakta yang aku rasakan dalam hidupku.
Suatu ketika aku membuka pesan
darimu sudah lebih dari satu minggu setelah kau kirimkan. Aku syok dan kaget ketika membacanya kau
memintaku untuk menemanimu membelikan kado ulang tahun untuk kekasihmu. Aku
bingung aku kaget dan rasanya aku ingin memarahimu, apakah kau tidak memahami
perasaanku? Dengan perkataan maaf aku membalas pesanmu karna aku baru
melihatnya. Dengan santai dia mengatakan jika telah membeli bersama temanku.
Setelah beberapa bulan setelah kejadian itu aku menanyakan pada temanku, kado
apa yang ia sarankan untuk diberikan pada kekasihmu. Namun temanku mengtakan
bahwa kau tak pernah memintanya untuk menemanimu membelikan kado.
BERSAMBUNG